Jumat, 15 Mei 2009

A.DT. KARI : PENGUSAHA ISLAM

A.DT.KARI : PENGUSAHA ISLAM

DAN ETIKA ISLAM

A.Pendahuluan

Pengusaha islam adalah manusia yang bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya melalui usaha perdagangan, dan selanjutnya memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui perdagangan tersebut.[1] Sebagaimana konsep dagang yang oleh nabi Muhammad SAW ialah apa yang disebut dengan value driven, artinya menjaga, mempertahankan menarik nilai-nilai dari pelanggan.Value Driven juga erat hubungannya dengan apa yang disebut relationsip marketing, yaitu berusaha menjalin hubungan erat antara pedagang, produsen dengan para pelanggan-pelanggan.[2]

Selain itu Rasulullah juga menganjurkan agar setiap pedagang senantiasa berpegang pada sifat-sifat yang terpuji.[3] Seorang pengusaha muslim, seorang pemilik harta harus selalu berpedoman pada segi tiga abadi yang menggambarkan hubungan antara Allah, sebagai pengusaha tunggal, dengan harta dan Manusia.[4]

a. Prilaku dan Tujuan Berbisnis

1. Dagang untuk cari untung

Pekerjaan berdagang/jual beli adalah sebagian dari pekerjaan bisnis kebanyakan masyarakat kita jika mereka berdagang, selalu ingin mencari laba besar[5] tujuan seperti ini sering membuat manusia serakah,[6] maka sering kali mereka menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut.Dalam hal ini sering terjadi perbuatan negatif, yang akhirnya menjadi kebiasaan/prilaku mereka misalnya seperti apa yang diungkapkan dalam hadist yang artinya adalah sifat tidak baik apabila, orang banyak bicara dan banyak bohongnya, seorang muslim bila menjual barang, harus dengan senang hati, gembira, ikhlas, dan memberi kesan baik terhadap pembelinya.[7]

2.Berdagang adalah Ibadah

Bagi orang muslim, kegiatan berdagang sebenarnya lebih tinggi derajatnya, yaitu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, sebab kita sudah berjanji yang kita ikrarkan dalam shalat lima waktu, bahwa shalatku ibadahku, hidupku dan matiku adalah bagi Allah SWT.

Seorang pedagang membeli barang ke pabrik atau kegrosir,kemudian diangkat ketempatnya berdagang,niatkan bahwa itu ibadah kita agar membeli kemudahan kepada pembeli yang membutuhkan barang itu.Berdasarkan niat kita diatas, maka para pembeli tidak perlu pergi jauh-jauh kekota/kepabrik hanya untuk membeli satu jenis barang, kemudian kita jual barang tersebut dengan harga yang tidak terlalu tinggi dengan niat tersebut dapat membantu kesejahteraan kehidupan masyarakat jika seorang pedagang menjual barang dengan harga murah tentu tidak merugi.

B.Tata Niaga dalaam Islam[8]

Jika kita tinjau pekerjaan tata niaga sebagai suatu bagian dari bisnis maka pekerjaan niaga ini mendapat tempat terhormat dalam ajaran Agama, ada tiga variabel utama yang sling berkorelasi baik positif maupun negative terhadasp kesejahteraan maupun kemakmuran masyarakat,ketiga variabel utama itu adalah Riba,jual/beli,dan jakat

Bila riba meningkat maka pekerjaan haram akan merajalela dalam peraktek riba,yaitu uang atau modal hanya berputar dan menumpuk pada satu tangan yang memperoleh untung dalambentuk riba itu adalah beberapa gelintir orang yang uangnya digunakan untuk menokploitasi masyarakat yang terdesak kebutuhan hidup.

Dalam masyarakat riba tidak ada pungutan zakat,tidak ada unsur membantu orang lemah, variabel riba memiliki kolerasi negative terhadap zakat, perdagangan dan tingkat kesejahteraan masyarakat, kenapa dalam masyarakat riba tidak berkembang perdagangn dan proyek investasi lainnya? Karena dalam kegiatan riba, terkandung unsure riba tinggi.

Konsep teori ini dapat dilihat pada kebijaksanaan moneter pemerintah apabila pemerintah ingin menumbuhkan gairah investasi, perdagangan dan proyek kegiatan ekonomi lainnya,maka bunga pinjam bank diturunkan, dengan turunnya tingkat bunga, maka banyak orang yang mengajukan permohonan untuk mendapat kredit bank, Yang mereka gunakan untuk investasi dan membeli barang-barang modal atau digunakan dalam perdagangan.

C.Nilai-Nilai Etika Kerja Islami

Ada beberapa cirri khas etos kerja islami yang dapat di akomodir dari inplementasi nilai islam dalam Al.Qur’an dan Hadist, seperti sebagai berikut : menghargai waktu, ikhlas, jujur, komitmen kuat, istiqomah, disiplin dalam kerja dll.

Untuk memahami kepada kedalaman materi,mari sekarang kita ulas sejumlah nilai moral dalam konsep kerja dan bisnis islam yang dapat diterjemahkan dalam bentuk aplikasi etos kerja sebagai berikut :

1. Keimanan bahwa tujuan manusia dalam melakukan pekerjaan adalah beribadah kepada Allah dan memakmurkan kehidupan dengan mengelola beserta isinya.

Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Adz-dzariat ayat 56-57 yang artinya :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merka menyembah-ku.Aku tidak menghendaki rezrki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya memberi aku makan”

2. Usaha yang halal dan menghindari usaha yang haram

Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 100 yang artinya :

“Katakan : Tidak sama yang buruk dengan yang baik meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu”

3. Menghindari transaksi ribawi

Perdagangan yang adil harus bebas dari unsure riba,jikaseorang penjual menawarkan harga pada saat tertentu dan meminta harga yang lebih tinggi jika pembayaran dilakukan beberapasaat sebelum barang tersebut diserahkan kepada pembelinya, maka penjual dianggap melakukan perdagangan yang berbentuk riba,[9] dan Rasulullah mengajarkan agar para pedagang senantiasa bersikap adil, baik, kerja sama, amanah, tawakal, Qana’ah, sabar, dan tabah,[10] sebaliknya beliau juga menasehati agar pedagang meninggalkan sifat kotor dalam perdagangan yang hanya memberikan keuntungan sesaat, tetapi merugikan diri sendiri duniawi dan ukhruawi,akibatnya kredibilitas hilang, pelanggan lari, dan kesempatan berikutnya sempit.[11]

4. Kewajiban bermoral seperti jujur, amanah, dan paham akan segala aspek perdagangan.

Diantara nilai transaksi yang terpenting adalah kejujuran ia merupakan puncak moralitas iman dan karakteristik yang paling menonjol dari orang-orang beriman.Bahkan, kejujuran merupakan karakteristik paranabi, tanpakejujuran kehidupan tidak akan berdiri tegak dan kehidupan dunia tidak akan berjalan baik.sebaliknya, kebohongan adalah pangkal cabang kemunafikan dan ciri-ciri orang munafiq, cacat pasar perdagangan di dunia kita dan yang paling banyak memperburuk citra perdagangan adalah kebohongan, manipulasi dan, mencampuraduk kebenaran dengan kebatilan, baik secara dusta dalam menerangkan spesifikasi barang dagangan dan mengunggulkannya atas yang lainnya, dalam meberitahukan tentang harga belinya atau harga jualnya kepada orang lain maupun tentang banyaknya pemesanan dan lain sebagainya. Oleh karena itu,sifat terpenting bagi pedagang yang dirdhai Allah adalah kejujuran.Kejujuran ini merupakan factor penyebab keberkahan bagi pedagang dan pembeli.

Dan juga diantara nilai-nilai yang terkait dengan kejujuran dan melengkapinya adalah amanat,ia juga merupakan salah satu moralitas keimanan,Allah tidak menyukai para penghianat dan tidak menunjuki tipu daya mereka.Dalam perdagangan ada yang dikenaldengan istilah”perdagangan atas dasar amanat” [12]

D. Prilaku terpuji dalam perdagangan.

Menurut imam ak-ghazali ada enam sifat prilaku yayng terpuji dilakukan dalam perdagangan yaitu :

  1. Tidak mengambil laba lebih banyak,seperti yang lazim dalam duniadagang
  2. Membayar harga agak lebih mahal kepada penjual yang miskin
  3. Memurahkan harga atau mengkorting kepada pembeli yang miskin
  4. Bila membayar utang,pembayarannya di percepat dari waktu yang telah ditentukan
  5. Membatalkan jual beli,jika pihak pembeli menginginkannya
  6. Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan,maka jangan ditagih bila orang miskin itu tiada mampu membayar dan membebaskan mereka dari utang jika meninggal dunia.

E.Bekal Pedagang Menuju Akhirat

a. Tidak lupa mengingat Allah

Salah satu moral yang juga tidak boleh dilupakan ialah, meskipun seorang muslim telah meraih keuntungan banyak lewat perdagangan dan trnsaksi ia tidak lupa kepada Tuhan, ia tidak lupa menegakkan syari’at agama, terutama shalat yang merupakan hubungan abadi antara manusia dengan Tuhan-nya.

Oleh karena itu tentang pahlawa rumah-Nya,Allah berfirman yang artinya “bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimulyakan dan disebut nama-Nya didalamnya, pada waktu pagi dan petang,laki-laki yang tidak lalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah,dan dia mendirikan sembahyang dan membayar zakat, mereka takut kepada sesuatu yang dihari itu hati dan penglihatan mereka menjadi guncang.

b. Tujuh hal yang perlu diperhatikan

- Meluruskan niat

- Melaksanakan fardhu kifayah

- Memperhatikan pasar akhirat

- Terus brzikir

- Puas dan tidak terlalu rakus

- Menghindari syubhat

- Pengawasan dan intropeksi



[1] Munejatullah Siddiqi, Kegiatan Ekonomi Dalam Islam, hal. 35

[2] Prof. Dr. H. Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islami, Hal 21

[3] Dr. Akhmad Muhahiddin, M.Ag, Ekonomi Islam, Hal XIV

[4] Prof. Dr. H. Buchari Alma, Dasar-dasar Etika Bisnis Islami, Hal 35

[5] Ibid, Hal 71

[6] Ibid Hal 36

[7] Ibid Hal 71 & 75

[8] Ibid Hal 125 - 128

[9] Ibid, Hal 66

[10] M. Akram Khan, Economic Teaching, Hal 133

[11] Ibid, Hal 136

[12] Dr. Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam, Hal 293 - 297

Tidak ada komentar: